Al Qur’an merupakan
sumber dari segala sumber ilmu. Bukan hanya ilmu agama, ilmu pengetahuan juga
ada pada Al Qur’an termasuk di dalamnya
Matematika. Dalam Al Qur’an disebutkan sejumlah angka-angka. Di
antaranya, angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 19, 20, 30, 40, 80, 100, 200,
1000, 2000, 10 ribu, hingga 100 ribu. Penyebutan angka-angka ini, bukan asal
disebutkan, tetapi memiliki makna yang sangat dalam, jelas, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Misalnya, ketika ada yang bertanya
mengenai jumlah penjaga neraka Saqar, dalam surah al-Muddatstsir ayat 31
disebutkan sebanyak 19 orang. Allah menciptakan langit dan bumi selama enam
masa. Tuhan adalah satu (Esa), bumi dan langit diciptakan sebanyak tujuh
lapis, dan lain sebagainya. Dan penyebutan angka-angka ini, menunjukkan
perhatian Al Qur’an terhadap bidang ilmu pengetahuan, khususnya matematika.
Bismillahirrahmanirrahim
yang diletakkan sebagai kalimat pembuka dari keseluruhan ayat dan surah di
dalam Al Qur’an, memiliki susunan angka yang sangat menakjubkan. Kalimat basmalah
itu bila dihitung hurufnya mulai dari ba hingga mim, berjumlah 19 huruf. Angka
19 ini, ternyata menjadi ‘kunci utama’ dalam bilangan jumlah surah, jumlah
ayat, dan lainnya di dalam Al Qur’an.
Begitu juga
dengan angka tujuh, bukanlah sekadar menyebutkan angkanya, tetapi memiliki
perhitungan dan komposisi yang sangat tepat. Misalnya, jumlah ayat dalam surah
Al-Fatihah sebanyak tujuh ayat dan jumlah surah-surah terpanjang dalam Alquran
(lebih dari 100 ayat) berjumlah tujuh surah.
Penyebutan angka-angka
itu bukanlah secara kebetulan atau asal bunyi. Semuanya sudah ditetapkan oleh
Allah dengan komposisi yang jelas dan akurat. Tidak ada kesalahan sedikit pun.
”Kitab (Al Qur’an) ini tak ada keraguan di dalamnya dan ia menjadi petunjuk
bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 2).
”Dan jika
kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), buatlah satu surat
(saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar.” (QS Al-Baqarah: 23).
”(Al Qur’an) ini adalah penjelasan yang
sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan
supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar
orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (QS Ibrahim: 52).
Karena
itulah, Stephen Hawking, seorang ilmuwan dan ahli matematika terkenal, yang
pada awalnya tidak membutuhkan hipotesis Tuhan dalam mempelajari alam semesta,
meyakini adanya unsur matematika yang mengagumkan yang melekat di dalam
struktur kosmos (alam semesta). Hawking mengatakan, ”Tuhanlah yang berbicara
dengan bahasa itu.”
Hal yang sama
juga diungkapkan Albert Einstein, fisikawan terkenal dan penemu bom atom.
”Tuhan tidak sedang bermain dadu,” ungkap Einstein. Semua berdasarkan
perhitungan, ukuran, dan perencanaan yang matang, bahkan ketika dentuman besar
( big bang ) pertama, di mana Allah dengan kata Kun Fayakun
-nya, menciptakan alam semesta dalam hitungan t=0 hingga detik 10 pangkat minus
43 detik.
Stephen
Hawking mengatakan, ”Seandainya pada saat dentuman besar terjadi kurang atau
lebih cepat seperjuta-juta detik saja, alam semesta tidak akan seperti
(sekarang) ini.”Itulah rahasia Allah. Semua yang disebutkan-Nya di dalam
Alquran, menjadi tanda dan petunjuk bagi umat manusia, agar mereka beriman dan
meyakini kebenaran pada kitab yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Wa
Allahu A’lam.
·
Angka-angka Menakjubkan dari Beberapa
Kata dalam Al Qur’an
Kalau kita
buka Al Qur’an dan kita perhatikan beberapa kata dalam Al Qur’an dan menghitung
berapa kali kata tersebut disebutkan dalam Al Qur’an, kita akan peroleh suatu
hal yang sangat menakjubkan. Mungkin kita bertanya, berapa lama waktu yang
diperlukan untuk mencari dan menghitungnya. Dengan kemajuan teknologi khususnya
komputer, hal tersebut tidak menjadi masalah. Misalnya pada kata “dunya” dan
“akhirat” yang disebutkan dalam Al Qur’an dengan frekuensi sama, kita dapat
menafsirkan bahwa Allah menyuruh umat manusia untuk memperhatikan baik
kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat secara seimbang. Artinya kehidupan
dunia dan akhirat sama-sama penting bagi orang Islam. Selanjutnya pada
penyebutan kata “malaaikat” dan “syayaathiin” juga disebutkan secara seimbang.
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kebaikan yang direfleksikan oleh kata
“malaaikah” akan selalu diimbangi oleh adanya kejahatan yang direfleksikan oleh
kata “syayaathiin”. Hal lain juga dapat kita kaji pada beberapa pasangan kata
yang lain.
·
Pendapat-Pendapat
terkait tentang Matematika dalam Al Qur’an
○ ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal.” (QS Ali Imran: 190).
○ ”Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).” (QS Yunus: 5).
○ Abah Salma Alif Sampayya, penulis buku Keseimbangan
Matematika dalam Alquran , menyatakan, bilangan adalah roh dari matematika
dan matematika merupakan bahasa murni ilmu pengetahuan ( lingua pura ).
Setiap bilangan memiliki nilai yang disebut dengan angka.
○ Peranan matematika dalam kehidupan pernah dilontarkan oleh seorang
filsuf, ahli matematika, dan pemimpin spiritual Yunani, Phitagoras (569-500
SM), 10 abad sebelum kelahiran Rasulullah SAW. Phitagoras mengatakan,
angka-angka mengatur segalanya.
○ Kemudian, 10 abad setelah kelahiran Rasulullah SAW, Galileo Galilea
(1564-1642 M), mengatakan: Mathematics is the language in which God
wrote the universe (Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam
menulis alam semesta).
○ Hal ini menunjukkan bahwa mereka mempercayai kekuatan angka-angka
(bilangan) di dalam kehidupan. Senada dengan pendapat Galileo, Carl Sagan,
seorang fisikawan dan penulis novel fiksi ilmiah, mengatakan, matematika
sebagai bahasa yang universal.
·
Meyakini Kebenaran Alquran
Keistimewaan
dan keajaiban angka-angka yang ada dalam Alquran, sebagaimana dijelaskan di
atas, merupakan bukti keteraturan dan keseimbangan yang dilakukan oleh Sang
Pencipta dalam menyusun dan membuat Alquran serta alam semesta. Tak mungkin
manusia mampu melakukan keseimbangan dan keteraturan yang demikian sempurna itu
dalam sebuah hasil karyanya, selain Allah SWT.
Dalam surah
Al-Baqarah ayat 2-3, Allah menjelaskan tujuan dari diturunkannya Alquran, yakni
menjadi petunjuk bagi umat manusia untuk membedakan antara yang hak (benar) dan
yang batil (salah). Sebab, tidak ada yang perlu diragukan lagi semua keterangan
Alquran. Karena itulah, seluruh umat Islam di dunia ini, wajib untuk meyakini
dan mempercayai kebenaran Alquran.
Penyebutan
angka-angka dan keteraturan yang terdapat di dalamnya, merupakan bukti
keistimewaan dan kemukjizatan Alquran. Keseimbangan dan keteraturan sistem
numerik (bilangan) dalam Alquran dengan penciptaan alam semesta, menggambarkan
hanya Allah SWT sebagai Tuhan yang satu.
”Dan tidaklah
Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang
kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang
yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan
orang Mukmin itu tidak ragu-ragu.” (QS Al-Muddatstsir: 31). Wa Allahu
A’lam.
No comments:
Post a Comment