INFO
FILM:
Rating: 13+
Sinematografi: Yunus Pasolang
Bahasa: Indonesia, Inggris, Mandarin, Sunda(?)
Subtitle: Inggris & Indonesia
Pemeran
|
Peran
|
Laura Basuki
|
Susi Susanti
|
|
|
|
|
Iszur Muchtar
|
Risad Haditono
(Ayah)
|
Dayu Wijanto
|
Purwo Banowati (Ibu)
|
Delon
|
Rudi Gunawan
|
|
|
Farhan
|
Try Sutrisno
|
Jenny Chang
|
Liang Chiu Sia
|
Chew Kin Wah
|
Tong Sin Fu
|
Rafael Tan
|
Hermawan
Susanto
|
Kelly Tandiono
|
Sarwendah
Kusumawardhani
|
Nathaniel
Sulistyo
|
Ardy Bernardus
Wiranata
|
Trailer: klik di sini
Sumber:
Wikipedia
SHORT REVIEW:
Kisah
dalam film ini dimulai pada tahun 1983 saat Susi Susanti kecil yang seharusnya
ikut lomba menari (balet) malah berakhir dengan bermain bulutangkis hingga
ayahnya mendapat telepon untuk Susi Susanti bergabung dengan klub bulutangkis
PB Jaya Raya. Dari PB Jaya Raya, Susi Susanti pun bergabung dengan pelatnas.
Tahun 1989, Susi Susanti terpilih dalam skuad Piala Sudirman dan berhasil
menghantarkan Indonesia menjadi juara Piala Sudirman. Tahun 1992, Susi Susanti
menjadi peraih emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade Barcelona. Tahun 1994
dan 1996, Susi Susanti juga berhasil membawa Indonesia menjuarai Piala Uber.
Pada tahun1996 Susi Susanti hanya mampu mepersembahkan medali perunggu untuk
Indonesia di Olimpiade Atlanta. Tahun 1998 Susi Susanti memutuskan gantung
raket.
Film
ini juga menunjukkan kisah dibalik kemenangan Susi Susanti, dia yang pernah
bosan latihan, dia yang begitu telaten mencatat teknik bermain bulutangkis, dia
yang memiliki ambisi untuk selalu menang, dia yang juga pernah takut saat menjadi
tumpuan Indonesia dalam memenangkan pertandingan dan dia yang memiliki
keluarga, ayahnya yang memberinya semangat dan motivasi untuk menang.
Susi
Susanti bertemu dengan Alan Budikusuma saat dia masuk pelatnas. Dari yang
awalnya malu dan cuek sampai akhirnya menjadi dekat dan berpacaran. Susi-Alan
juga pernah mengalami fase buruk dalam prestasi mereka yang membuat Susi harus
jaga jarak demi tetap fokus memenangkan pertandingan. Susi berhasil meraih
medali emas Olimpiade, Alan pun berhasil meraih medali emas.
Selain
mengangkat cerita prestasi dan cinta Susi Susanti, film ini juga bercerita
mengenai isu kewarganegaraan Indonesia bagi keturunan Tiongkok di Indonesia.
Isu kewarganegaraan yang telah menyebabkan kerusuhan dan keresahan bagi
keturunan Tiongkok. Susi juga mengalami ini, dia yang ternyata belum jelas
kewarganegaraan Indonesia-nya tetap menyatakan dirinya sebagai Indonesia. Walau
Susi juga menunjukkan protesnya pada negara terkait kewarganegaraannya. Apa
tanggapan negara? Mengapa akhirnya Susi memutuskan pensiun? Untuk kamu yang mau
tahu jawabannnya dan mengetahui perjalanan sang ratu bulutangkis Indonesia,
silahkan tonton film Susi Susanti: Love All ini.
Oleh: Iin Purwanti
No comments:
Post a Comment