Monday, 4 August 2014

Akhir Ramadhan & Awal Syawal 1435 Hijriyah Ku


Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Seminggu setelah lebaran tetap belum telat untuk bilang “Selamat hari raya idul fitri 1 Syawal 1435 H~ Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin yaa ^^”


Kalau boleh cerita Ramadhan tahun ini penuh cerita dan masih belum jadi Ramadhan ‘sempurna’ bagiku. Pikiranku masih terpecah, nggak tenang, ada rasa mengganjal dalam hati -ini tentang TA ku- semoga semuanya tetap baik-baik saja dan bisa segera selesai, S-1, aamiin. Jadi usai Ramadhan, aku pikir untuk lebih serius dengan TA ku, segera selesaikan, segera dapat kerjaan dan tentu segera jadi manusia yang lebih baik, semangat-in!

Minggu, 20 Juli 2014 tumben pagi itu aku udah beres-beres rumah, mulai dari kamar mandi, bantuin cuci baju, cuci piring, cuci toples, bersih-bersih kamar mandi, setelah kamar mandi selesai lanjut bersih-bersih kamar ku sendiri. Di kamar ku tertempel mading yang isinya foto-foto masa lalu ku, stiker, peta Indonesia yang ku buat zaman SMP dan rumus-rumus matematika yang ku buat sendiri. Di balik mading itu ada poster zaman SD yang masih sayang ku buang, tadinya sih punya beberapa poster lagi tapi udah dipensiunkan, aku gunting, kasih ke orang atau udah ku buang, lupa.
poster, stiker, peta

foto jadul

rumus bangun datar, bangun ruang, trigonometri

Sebenarnya bisa dibilang aku ini penyimpan barang yang baik o.0 -masa iya- barang zaman dulu yang sempat terselamatkan masih tersimpan olehku, terutama mainan. Aku masih menyimpan dakocan, kartu-kartu hadiah ciki/snack, kertas arloji, binder dan buku tulis bergambar serta beberapa boneka. Buku dan seragam zaman SMP SMA ku pun masih ada, buku SD ku udah hilang karena banjir sedangkan seragam SD ku sepertinya dikasih ke orang. Sedikit sih tapi berharga jadi tetap disimpan selama masih bisa disimpan. -ini tentang kenangan-

Aku ini alergi debu jadi selama bersih-bersih kamar aku sempat jeda karena pilek udah datang, istirahat untuk menormalkan ‘hidung’. Setelah merasa baikan, lanjut beresin mading yang ku tinggal karena pilek, madingnya ku lepas, bersihin debu yang melekat dan cabut isi madingnya, rencananya isi madingnya mau disimpan aja, taruh di lemari, nggak ditempel lagi. Setelah mading selesai aku putuskan menyudahi lebih awal beres-beres kamarnya padahal boneka dan buku-buku ku belum diberesin. Lanjut besok mungkin.

Beberapa saat aku tidur siang/sore, bangun tidur dikejutkan dengan kabar duka, bapak dapat telpon yang bilang kalau nenek ku yang di Lampung meninggal sore itu, bapak nangis dan memutuskan untuk pergi ke Lampung. Keluarga inti ku adalah keluarga kecil, hanya aku dan kedua orang tua ku, bingung aku mau ikut ke Lampung atau nggak tapi akhirnya aku ikut, packing barang seperlunya, kami sekeluarga pun pergi ke Lampung usai maghrib tanpa pesan tiket terlebih dahulu, langsung pergi ke stasiun Kertapati berharap masih ada tiket tujuan Tanjung Karang, Lampung yang masih tersisa, mengingat ini udah memasuki masa mudik lebaran. Tiba di stasiun Kertapati, stasiun rame pengunjung entah itu pemudik, pengantar atau lainnya, bapak langsung ke loket untuk beli tiket sedangkan kami menunggu di mobil, belum ngeluarin barang karena bersiap jika tidak ada tiket kereta kami akan mencari travel untuk ke Lampung. Untungnya, tiketnya masih ada, yang ada itu tiket eksekutif, sip naik kereta lagi ke Lampung. 
 
bukan kereta ini sih yang aku tumpangi
Kereta berangkat jam 8 malam, suasana luar kereta gelap, tak bisa terlihat dari jendela dalam kereta tapi kodenya sih kalau kereta berhenti berarti kereta tiba di stasiun atau menunggu kereta lain lewat. Tak tau berapa stasiun yang kami lewati untuk mencapai stasiun Kotabumi, Lampung pada jam 6 pagi, kami berhenti di stasiun Kotabumi bukan Tanjung Karang. Dari stasiun Kotabumi kami dijemput untuk menuju rumah nenek ku di Banjar Ratu, Lampung. Almarhumah nenek ku udah dimandikan, tinggal disholatkan dan dikebumikan. Beberapa saat setelah kami tiba dan kuburannya telah selesai disiapkan, nenek diantar ke masjid untuk disholatkan dan kami mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Innalillahi wa innaillahi roji’un, semoga mbah diberikan tempat terindah di sisi-Nya, diampuni segala dosanya, dilapangkan kuburnya, diterima segala amal ibadahnya, aamiin yaa robbal ‘alamin.


Nenek atau mbah ku punya 4 anak, 14 cucu dan 9 cicit. Mbah ku namanya Satini dan punya kembaran bernama Satina yang juga sudah meninggal. Mbah pernah ke Palembang dan tidur denganku. Tentang umur mbah kami tidak tahu persisnya tapi bapak ku yang adalah anak ketiga sekarang umurnya 49 tahun jadi mungkin umur mbah sekitar 70-an tahun. Ya Allah berikan orang tua ku umur panjang, sehatkan dan lindungi mereka, sempatkan aku untuk membahagiakan dan membanggakan mereka, aamiin yaa robbal ‘alamin.

Diadakan yasinan sampai 7 hari seusai tarawih di rumah pakde, kakak kedua bapak untuk mendoakan mbah. Terhitung dari hari meninggalnya mbah, minggu sore 20 Juli maka nujuh harinya mbah ada di sabtu malam 26 Juli, H-2 sebelum lebaran. Mepet lebaran, kami pun berlebaran di Lampung. ‘Mudik lebaran dadakan’ setelah sekian lama tidak mudik lebaran, balik ke Lampung sih udah April 2013 kemarin pas nikahan anak pakde, kakak pertama bapak. 3 saudara bapak ada di Lampung, hanya bapak yang ke Palembang tapi baik di Lampung maupun Palembang kami dikelilingi tetangga yang juga merupakan keluarga, aku juga punya nenek di Palembang.


Sekarang mau cerita tentang lebarannya, idul fitri di Banjar Ratu berasa kayak idul adha, pakde menyembelih kambing, yang lainnya ada yang menyembelih sapi dan kerbau. Beda halnya di Palembang, biasanya yang disembelih untuk idul fitri adalah ayam, daging beli di pasar. Dan satu lagi biasanya lebaran identik dengan ketupat dan opor kan tapi di Lampung kemarin aku gak nemu opor, ketupat ada hasil request-an. Katanya beberapa hari setelah idul fitri mereka baru ada lebaran ketupat. Kalau soal sholat id, sanjo (silahturahmi keliling rumah), kue lebaran sama aja yang beda paling makanan khas daerah masing-masing. Di Lampung pas lebaran nggak nemu pempek, kerupuk kemplang, model tekwan, yang ada tape ketan, buras, scubal. Alhasil aku kangen makanan itu, pempek dkk.

Kami pulang ke Palembang lebaran hari ketiga (30 Juli 2014) setelah beberapa hari sebelum lebaran bapak pesan tiket via indomar*t/alfam*rt. Pagi jam 9 kami pergi ke stasiun Kotabumi untuk keberangkatan kereta menuju Palembang jam 10.20 WIB. Tiba di stasiun, stasiun udah dipenuhi orang-orang dan ada kereta menuju Tanjung Karang yang sedang menunggu penumpang, kereta menuju Palembang belum datang. Time to Wait~ btw kereta menuju Tanjung Karang penuh banget loh, walau tiket yang tersedia tinggal tiket berdiri tetap aja laris manis, kereta penuh sesak (?) eh entah ding sesak atau nggak karena sekarang kereta udah pakai fasilitas AC bahkan untuk kelas ekonomi pun juga.

Kereta menuju Palembang baru datang sekitar jam 11 dan penuh juga walau nggak ada yang berdiri, kayaknya. Di jadwal dibilang sampai pulang jam 18.28 WIB tapi yang ada keretanya sampai stasiun Kertapati jam 9 malam. Tak sesuai jadwal, mungkin yang di jadwal itu untuk perhitungan jika kereta jalan lancar tanpa berhenti tapi nyatanya kereta sering berhenti beberapa saat karena giliran kereta penumpang atau kereta babaranjang (bawa batubara) yang lain untuk lewat. Tadaima! Aku pulang, nyampe rumah udah malam, sleep time. Esoknya baru silaturahmi lagi di sekitar rumah dan makan pempek dkk lagi~


Ini ceritaku di lebaran 2014 ini, sekali lagi mohon maaf lahir dan batin ^^

btw bentar lagi 17 Agustus, Dirgahayu Merah-Putih 69

By : Iin Purwanti
Sumber gambar : Google Images

No comments:

Post a Comment