Bintang
di langit kelip engkau di sana …
Bintang-bintang
di langit menyimpan sejuta misteri …
Ambilkan
bulan bu ambilkan bulan bu …
Twinkle
twinkle little star how I wonder what you are …
Langit
biru awan putih terbentang indah lukisan yang kuasa …
Langit itu indah pun
beserta isinya dan malam ini, langit kembali menjadi pusat perhatian, tepatya
sang bulan yang menjadi pusat perhatian. Ada Super Blue Blood Moon malam ini.
“Dia
1: tumben keluar
Dia
2: nak lihat bulan tuh
Saya:
hehehe”
Saya keluar dengan
alasan dan kali ini karena kamu bulan dan perutku yang minta makan, nyari
makanan. Langit mendung, tapi masih bisa lihat kamu bulan.
“Teman:
Generasi nunduk
Saya:
Dak nunduk bae yo aku jugo generasi nyungak”
[Nyungak = nengadah =
menengadah = lihat ke atas]
Dulu waktu jargon
“generasi nunduk” [nunduk = menunduk] jadi tren, teman pernah bilang gitu ke
aku, tapi ku balas seperti dialog di atas. Aku mengartinya bahwa aku juga
generasi nengadah [nengadah = menengadah], bukan cuma bisa nunduk, lihat ke
bawah, lihatin gadget, aku juga suka lihat ke atas, aku suka langit dan
fenomenanya.
Langit itu indah dan
melihat langit itu menenangkan, semacam endorphin, menyenangkan. Selain
dilihat, dulu suka ngambil foto langit sampai berkali-kali jepretan dalam satu
waktu untuk satu sudut foto. Suka miris itu kalau ngambil foto langit malam,
padahal aslinya langit malam sedang sangat indah, bulan terang benderang,
bintang bertaburan tapi pas difoto dan lihat hasilnya yang ada hanya gelap
ataupun satu titik kecil. Nasib ngambil foto dengan kamera hp seadanya. Malam
ini, aku nggak ngambil foto Super Blue Blood Moon, tapi aku menyaksikannya, fenomena yang fenomenal dari Sang Maha Pencipta. Alhamdulillah.
Sekian.
No comments:
Post a Comment